Perbandingan Pipa Air vs Mode Lain Konsumsi Ganja dan Penggunaan Obat Terlarang Berikutnya dalam Kohort Longitudinal Pria Muda Swiss
Abstrak
Penting: Ada kekhawatiran bahwa penggunaan pipa air untuk mengkonsumsi ganja dikaitkan dengan peningkatan risiko terlibat dalam perilaku yang lebih adiktif.
Tujuan: Untuk memeriksa apakah mengkonsumsi ganja dengan pipa air dikaitkan dengan konsumsi obat-obatan terlarang lainnya dibandingkan dengan tidak menggunakan pipa air.
Desain, Pengaturan, dan Peserta: Cohort Study on Substance Use Risk Factors (C-SURF) adalah studi berbasis populasi, merekrut 5.987 pria Swiss berusia 18 hingga 25 tahun dari 3 dari 6 pusat perekrutan Angkatan Bersenjata Swiss (tingkat respons: 79,2%). Penilaian dasar (t0) dilakukan dari 2010 hingga 2012, tindak lanjut pertama (t1) dari 2012 hingga 2014, dan tindak lanjut kedua (t2) dari 2016 hingga 2018. Sampel kami termasuk pria yang berpartisipasi dalam penilaian t0 dan t2 dan menggunakan ganja tetapi tidak ada obat terlarang lainnya di t0. Analisis data dilakukan sejak Juli 2020 hingga Januari 2021.
Eksposur: Ganja menggunakan frekuensi dan rute administrasi dari kuesioner yang dikelola sendiri yang diselesaikan pada t0 dan t2.
Hasil dan Langkah Utama: Langkah-langkah hasil adalah inisiasi penggunaan obat terlarang dan gangguan penggunaan ganja, yang diidentifikasi oleh Cannabis Use Disorder Identification Test. Untuk memeriksa apakah penggunaan pipa air pada t0 dikaitkan dengan penggunaan obat terlarang di t2, analisis regresi logistik multivariable dilakukan.
Hasil: Di antara 1.108 pengguna ganja pria Swiss yang tidak menggunakan obat-obatan terlarang lainnya pada t0, usia rata-rata (SD) adalah 20 (1,2) tahun, 617 (55,7%) berasal dari wilayah berbahasa Prancis Swiss, dan 343 (30%) menggunakan pipa air untuk mengkonsumsi ganja. Pengguna pipa air di t0 lebih cenderung menggunakan obat-obatan terlarang lainnya di t2 dibandingkan dengan nonuser pipa air (adjusted odds ratio [aOR], 1,54; 95% CI, 1,10-2,16). Kemungkinan menggunakan obat tahap menengah (termasuk stimulan, halusinogen, dan obat inhalasi) pada t2 meningkat untuk pengguna pipa air (aOR, 1,61; 95% CI, 1,13-2,29). Penggunaan pipa air di t0 tidak terkait dengan gangguan penggunaan ganja pada t2 setelah disesuaikan dengan frekuensi penggunaan ganja.
Kesimpulan dan Relevansi: Hasil studi kohort ini menunjukkan bahwa, di antara pria muda Swiss, penggunaan pipa air dikaitkan dengan penggunaan obat terlarang lainnya di kemudian hari, terutama obat-obatan terlarang tahap menengah. Program pencegahan harus fokus pada potensi bahaya nantinya bagi pengguna ganja yang menggunakan pipa air namun belum mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang lainnya.