Penggunaan Ganja pada Orang Dengan Simtomatologi Obsesif-Kompulsif: Hasil Dari Sampel Epidemiologi Meksiko
Studi terbaru menunjukkan bahwa sistem endocannabinoid dapat memainkan peran penting dalam fisiopatologi gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Ada laporan pengobatan yang efektif dengan turunan tetrahydrocannabinol (THC). Studi tentang faktor genetik yang terkait dengan gangguan kejiwaan telah memungkinkan eksplorasi kontribusinya terhadap respons farmakologis. Namun, sangat sedikit yang diketahui tentang faktor genetik atau prevalensi penggunaan ganja pada populasi Meksiko dengan OCD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan prevalensi penggunaan dan ketergantungan pada ganja pada individu dengan simtomatologi obsesif-kompulsif (OCS) dengan individu dengan gejala kejiwaan lainnya (psikosis, depresi, dan kecemasan), dan untuk mengeksplorasi hubungan antara risiko dan penggunaan genetik. Penelitian ini mencakup total 13.130 individu yang dievaluasi pada tahap kedua Survei Nasional Penggunaan Narkoba, Alkohol, dan Tembakau 2016 (Encodat 2016), dengan analisis genetik (penilaian risiko poligenik) dari subsample 3.521 individu. Simtomatologi obsesif memiliki prevalensi 7,2% dan simtomatologi kompulsif prevalensi 8,6%. Proporsi individu dengan OCS yang pernah menggunakan ganja adalah 23,4%, dan dari mereka yang memiliki ketergantungan ganja adalah 2,7%, angka terakhir lebih tinggi dari pada individu dengan gejala kejiwaan lainnya (hypomania, 2,6%; kecemasan, 2,8%; depresi, 2,3%), kecuali psikosis (5,9%). Individu dengan OCS yang melaporkan menggunakan ganja memiliki peningkatan risiko genetik untuk ketergantungan ganja tetapi tidak untuk OCD. Dengan demikian kita tidak dapat mengetahui bagaimana peningkatan risiko genetik ketergantungan ganja pada orang dengan OCD dipengaruhi oleh respons farmakologis mereka terhadap turunan THC. Hasilnya, bagaimanapun, menunjukkan jalur untuk studi di masa depan.