Mencegah Stres Terkait Kesehatan yang Buruk pada Masa Remaja
Malin Anniko, Maria Tillfors
Stres dan masalah yang berhubungan dengan stres seperti gejala kecemasan, depresi, stres dan kekhawatiran adalah masalah yang tersebar luas dan berkembang di kalangan remaja Swedia, terutama anak perempuan. Tren serupa telah diamati di banyak negara. Dengan demikian, dalam dekade terakhir telah terjadi peningkatan fokus pada intervensi pencegahan sebagai sarana untuk mengatasi masalah ini di awal perkembangannya. Dari perspektif klinis, ada juga peningkatan fokus pada identifikasi mekanisme transdiagnostik yang penting dalam pengembangan dan pemeliharaan beberapa jenis masalah emosional. Dengan menargetkan mekanisme transdiagnostik, dimungkinkan untuk mencegah perkembangan beberapa masalah sejak dini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program pencegahan terindikasi berbasis internet yang bertujuan untuk mencegah masalah emosional pada remaja, dengan menargetkan proses transdiagnostik seperti perenungan dan kekhawatiran.
Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari studi longitudinal-eksperimental empat tahun mengikuti kohort remaja yang pada musim semi 2014 terdaftar di kelas 7 dan 8 di sekolah umum di tiga kota Swedia (N = 2768). Pada tahun kedua penelitian, subset sampel yang melaporkan peningkatan tingkat stres dan kekhawatiran (N = 58) menerima intervensi pencegahan yang berfokus pada perenungan berbasis internet yang bertujuan mengurangi mekanisme transdiagnostik seperti kekhawatiran dan perenungan, yang terdiri dari enam modul mingguan. Tingkat stres, kekhawatiran, depresi dan kecemasan yang dirasakan dinilai pra-, pertengahan dan pasca-intervensi untuk kelompok intervensi serta setahun sekali dalam studi longitudinal untuk total sampel. Analisis mencakup analisis dalam kelompok dan antar-kelompok, menggunakan kelompok kontrol kontak yang cocok yang sudah terdaftar dalam studi longitudinal.
Hasil: Hasil awal dalam kelompok menunjukkan bahwa peserta melaporkan penurunan kekhawatiran (F (1, 30) 20,71, p < 0,001), stres yang dirasakan (F (2, 52) 14,12, p < 0,001 ), gejala depresi (F (2, 58) 13,82, p < 0,001) dan kecemasan (F (1,56, 45,11) 3,51, p < 0,05) dari pra hingga pasca intervensi. Perubahan cenderung terjadi pada paruh kedua intervensi. Langkah selanjutnya adalah membandingkan kelompok intervensi kami dengan kelompok kontrol yang cocok dari kohort kami untuk dapat menarik kesimpulan tentang efek pencegahan intervensi. Gelombang pertama dari hasil ini akan dikumpulkan selama musim semi 2017 dan dimasukkan dalam poster.
Kesimpulan: Hasil awal menjanjikan. Namun, masih harus dilihat apakah ada efek pencegahan yang benar dari waktu ke waktu dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Abstrak ini diserahkan pada Pertemuan Tahunan Society for Prevention Research 2017 .