Memenuhi Tantangan Merekrut dan Mempertahankan Keluarga dalam Uji Coba Terkontrol Acak Pragmatis dari Program Penguatan Keluarga 10-14 Inggris

Memenuhi Tantangan Merekrut dan Mempertahankan Keluarga dalam Uji Coba Terkontrol Acak Pragmatis dari Program Penguatan Keluarga 10-14 Inggris

Jeremy Segrott, Jo Holliday, Jonathan Scourfield, David Foxcroft, Simon Murphy

Perkenalan: Uji coba intervensi pencegahan berbasis keluarga sering menghadapi tantangan dalam perekrutan dan retensi, yang mengarah pada masalah metodologis. Namun, sedikit penelitian yang ada tentang apa yang menyebabkan perekrutan dan retensi yang buruk, dan efektivitas strategi untuk mengatasi masalah ini, yang mengakibatkan kurangnya panduan bagi para peneliti. Studi ini adalah salah satu laporan komprehensif pertama tentang tantangan dan strategi perbaikan yang berkaitan dengan perekrutan dan mempertahankan keluarga dalam uji coba pencegahan berbasis keluarga. Dengan menggunakan contoh uji coba Inggris pertama dari Strengthening Families Programme 10-14 (SFP), ini bertujuan untuk: menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perekrutan dan retensi uji coba; melaporkan bagaimana tingkat rekrutmen dan retensi dimaksimalkan, dan menjelaskan tingkat rekrutmen dan retensi yang dicapai.

Metode: Data kualitatif yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perekrutan dan retensi percobaan dikumpulkan melalui laporan penelitian yang diselesaikan oleh pekerja lapangan yang melakukan wawancara 24 bulan dengan keluarga dan melalui wawancara dan kelompok fokus yang dilakukan dengan staf yang menyampaikan SFP, dan pekerja lapangan yang merekrut keluarga ke dalam persidangan. Data kualitatif menjadi sasaran analisis tematik. Informasi deskriptif tentang metode yang dikembangkan untuk memaksimalkan retensi uji coba diperoleh dari protokol uji coba dan strategi retensi. Data kuantitatif yang ditangkap selama pemantauan rutin perekrutan percobaan digunakan untuk menilai sejauh mana ukuran sampel target dicapai dan dipertahankan.

Hasil: Sejumlah faktor mempengaruhi perekrutan percobaan. Misalnya, praktisi tidak terbiasa dengan penelitian eksperimental dan memiliki beberapa kekhawatiran tentang etika pengacakan. Sistem rekrutmen yang ada diarahkan pada perekrutan yang ditargetkan yang mengakibatkan kesulitan merekrut populasi universal. Masalah praktis seperti dapat menghubungi kembali keluarga yang telah menyatakan minatnya dalam persidangan juga menciptakan tantangan. Strategi yang digunakan untuk meningkatkan perekrutan termasuk mempekerjakan staf tambahan, memperpanjang durasi studi dan menghabiskan waktu melibatkan praktisi lokal. Uji coba ini berhasil merekrut 715 (931 anak) dari target 756 keluarga (945 anak). Strategi untuk memaksimalkan retensi termasuk menggunakan berbagai metode untuk menghubungi keluarga, misalnya, melalui sekolah, dan melewatkan beberapa pengumpulan data yang mendukung pengumpulan hasil utama pada tindak lanjut 24 bulan. Retensi pada 24 bulan adalah 81,4% untuk anak-anak dan 75,4% untuk orang dewasa.

Kesimpulan: Dalam uji coba SFP ini, beberapa metode digunakan untuk mencapai tingkat rekrutmen dan retensi yang tinggi. Kunci keberhasilannya adalah kemitraan yang bekerja dengan agen pengiriman lokal, perujuk, dan penyandang dana. Implikasi temuan ini terhadap desain dan implementasi uji coba serupa lainnya akan dibahas.

Abstrak ini diserahkan ke Pertemuan Tahunan Society for Prevention Research 2017 .

Share the Knowledge: ISSUP members can post in the Knowledge Share – Sign in or become a member

Share the Knowledge: ISSUP members can post in the Knowledge Share – Sign in or become a member